Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Kamis, 12 Mei 2011

Kebersamaan Yang Semakin Berkurang Zaman Sekarang




Zaman mulai terus berjalan seiring waktu yang terus berubah, sehingga mengakibatkan berbagai perubahan kebiasaan masyarakat kota, bahkan saat ini masyarakat desa juga mengalami pergeseran yang disebabkan arus globalisasi yang membentuk budaya masyarakat yang terus mengarah menuju perubahan, salah satu faktor utama disebabkan informasi dan komunikasi yang membentuk perubahan tersebut.

Tentunya pesatnya perubahan dalam bidang TIK ini pun membawa banyak perubahan budaya bagi masyarakat, karena dengan menggunakan media ini banyak hal yang dapat kita lakukan dan lebih banyak sumber ilmu pengetahuan yang dapat kita akses. Meskipun tentunya disertai dengan berbagai pengaruh negatif yang termasuk didalamnya.

Salah satu contohnya kebersamaan pada momen yang penting dimana hanya pada momen tersebut kita bisa berkumpul dengan keluarga dan sanak famili yang tentunya kita dapat menemui mereka setiap harinya. Mungkin karena faktor pekerjaan dan sebagainya yang membuat kita tidak bisa menyempatkan waktu untuk berkumpul bersama keluarga dan sanak famili. Misalnya di hari lebaran, banyak orang yang hanya menelpon atau mengirim pesan singkat atau mengirim pesan lewat jejaring sosial kepada teman, keluarga dan saudara.

Tentu ini mengurangi rasa kebersamaan dan merenggangkan tali silahturahmi yang sudah dijalin oleh orang tua kita sebelumnya. Islam pun mengajarkan kita untuk memperkuat tali silahturahmi antar sesama muslim. Tujuannya agar kaum muslim tidak terpecah belah dan rasa solidaritas antar umat islam menjadi semakin kuat.

Kalau melihat dari uraian di atas yang menjadi pertanyaan terbesar mengarah membentuk perubahan positif atau negatif? tentunya semua jawaban dikembalikan pada niat diri masing-masing, kalau kita melihat di sisi positifnya bahwa perubahan membentuk pola pikir yang cepat dan hemat energi, karena jarak yang jauh bukan menjadi penghalang untuk menjalin silaturahmi, tetapi kalau melihat sisi negatifnya akan dapat menghilangkan budaya sungkem (silaturahmi antar pintu kepintu), tentunya akan mejauhkan masyarakat dengan dunia nyata, tetapi lebih mengarah menuju dunia maya, sehingga mengurangi rasa hormat kepada yang lebih tua kalau di lihat budaya masyarakat yang masih berpegang budaya sungkem.

Dikutip sebagian dari :
http://sosbud.kompasiana.com/2010/09/04/pergeseran-budaya-lebaran/
Lebih lengkapnya

Sabtu, 16 April 2011

Kegelisahan Dalam Hidup

Mungkin kita sering mengalami kegelisahan dalam kita menjalani hidup. Ya, tak ada manusia yang hidup nya tak gelisah. Entah itu intensitasnya sering atau pun jarang. Banyak beberapa faktor yang bisa menyebabkan manusia gelisah. Mungkin karena masalah ekonomi, kesehatan, ataupun hubungannya dengan orang-orang terdekatnya. Apalagi di era globalisasi seperti saat ini yang membutuhkan tingkat kompetitifitas yang tinggi untuk hidup di dalamnya.

Gelisah itu sendiri bearti selalu merasa khawatir , cemas akan sesuatu sehingga menggambarkan bagaimana orang tersebut tidak tentram dalam kehidupannya. merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan. Sedangkan kita dapat mengetahui tanda tanda bahwa seseorang mengalami ketegang adalah dari tingkah lakunya. tingkah laku yang bagaimana? umumnya seorang yang sedang tegang melakukan hal- hal yang tidak biasa dia lakukan seperti berjalan mondar-mandir, duduk termenung sambil memegang kepalanya dan berbagai hal lain yang mungkin dapat membingungkan orang yang melihatnya.

Kegelisahan itu sendiri mungkin disebabkan oleh beberapa faktor :
1. Masalah ekonomi
2. Masalah pekerjaan dan karir
3. Masalah harta dan kekayaan
4. Masalah hubungan dengan orang-orang terdekat
5. Masalah kesehatan

Mungkin masalah ekonomi menjadi masalah yang paling sering kita alami. Bagaimana kita mencukupi kebutuhan kita sehari-hari yang dimulai dari pagi hingga malam dan itu terus berlanjut. Apalagi untuk orang yang sudah menikah dan memiliki anak tentu kebutuhannya lebih banyak. Tetapi itu bukan alasan untuk kita menjadi gelisah, karena masih banyak saudara-saudara kita yang masih kurang dalam mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Yang ekonominya pas-pasan ataupun yang serba kekurangan. Namun mereka masih bisa tegar dalam menjalani hidup. Mereka masih bisa tersenyum walaupun mereka tidur di bawah kolong jembatan.

Jika masalah karir atau pekerjaan membuat kita menjadi gelisah itu tergantung dari kita bagaimana kita melakoni pekerjaan kita. Atasan pasti mengharapkan profesionalisme dan kecakapan kita dalam pekerjaan. Semakin tinggi jabatan kita dalam pekerjaan semakin banyak pula tuntutan pekerjaan yang dibebankan kepada kita. Tinggal bagaimana kita menyikapi tuntutan pekerjaan itu dengan pemikiran yang jernih sehingga kita tidak menjadi gelisah.

Jika masalah harta dan kekayaan membuat kita menjadi gelisah. Kita lihat bagaimana masih banyak saudara kita yang hidup dibawah garis kemiskinan. Mereka tidak punya harta sama sekali. Jangankan harta dan kekayaan, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja mereka harus susah payah bekerja dengan hasil yang sedikit. Mungkin harta mereka hanya pakaian yang melekat di tubuh mereka. Satu lagi, harta dan kekayaan itu tidak kekal selamanya. Jika kita meninggal apa kita akan membawa harta kita ke alam barzah. Lalu apa yang harus kita gelisahkan dari masalah harta dan kekayaan itu sendiri.

Jika masalah dengan orang-orang terdekat misalnya dengan suami/istri, anak, mertua/menantu, sahabat. Coba kita lihat apa yang salah dengan sikap kita dengan mereka. Jika kita merasa ada yang salah kita harus memperbaikinya dan tidak mengulanginya lagi. Dan tidak perlu malu untuk mengakui kalau kita salah dalam bersikap, bertutur kata. Dan dengan begitu hubungan kita dengan orang-orang terdekat kita akan menjadi lebih baik.

Mungkin masalah yang terakhir yang sering membuat kita gelisah adalah masalah kesehatan. Kesehatan itu memang mahal harganya. Tidak dapat diukur dengan apapun. Jika kita sakit tentu kita tidak dapat melakukan aktifitas yang sering kita lakukan. Apalagi jika sudah mengidap penyakit berat atau kronis. Selain biaya pengobatannya mahal kita juga harus berjuang menahan rasa sakit itu. Saran dari penulis cobalah untuk menerapkan pola hidup sehat dan sering beribadah dan berdoan untuk memohon kesehatan kepada ALLAH SWT.

Itu semua mungkin kegelisahan yang sering kita alami termasuk penulis sendiri. Yang secara langsung dapat membuat kita menjadi bimbang atau ragu dalam menjalani kehidupan kita kedepannya. Ragu dalam menentukan pilihan dan tujuan hidup karena sebenarnya kita menjalani hidup dengan tujuan. Jadi kita harus punya tujuan untuk menjalani hidup. Jika kita tidak punya tujuan hidup maka kita akan kesulitan dalam menjalani hidup. Karena hidup kita terus berputar hingga ajal menjemput kita dan kita tidak tahu kapan ajal akan menjemput kita. Wassalam.
Lebih lengkapnya

Selasa, 05 April 2011

Tanggung Jawab Seorang Pemimpin

Tanggung jawab adalah sesuatu yang harus kita lakukan agar kita menerima sesuatu yang di namakan hak.Tanggung jawab merupakan perbuatan yang sangat penting dilakukan dalam kehidupan sehari-hari,karena tanpa tanggung jawab,maka semuanya akan menjadi kacau.

Dengan kita bertanggung jawab,kita akan dipercaya orang lain,selalu tepat melaksanakan sesuatu,mendapatkan hak dengan wajarnya. Seringkali orang tidak melakukan tanggung jawabnya,mungkin di sebabkan oleh hal hal yang membuat orang itu lebih memilih melakukan hal di luar tanggung jawabnya.

Banyak orang berusaha menghindari tanggung jawab ketika ada masalah. Padahal justru ketika ada masalah, sosok pemimpin paling dibutuhkan. Pemimpin dan tanggung jawab adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Sifat tidak bertanggung jawab dan mengalihkan kesalahan kepada orang lain hanya akan membuat seorang pemimpin tidak lagi efektif sebagai pemimpin, karena timnya tidak akan percaya dan menghargainya lagi.

Di bawah ini adalah beberapa pokok pikiran mengenai pemimpin dan tanggung jawab:

1. Pemimpin bertanggung jawab atas semua yang dilihatnya. Itu berarti, dia juga bertanggung jawab atas apa yang dilihat oleh organisasinya serta tim yang dipimpinnya. Dia bertanggung jawab atas hasil-hasil yang dicapainya, baik hasil yang baik maupun hasil yang buruk.
2. Pemimpin bertanggung jawab untuk memulai komunikasi secara proaktif. Ketika kesalahpahaman terjadi dan gosip timbul, pemimpin bertanggung jawab untuk meluruskan dan membangun komunikasi agar kesalahpahaman tidak muncul lagi.
3. Pemimpin bertanggung jawab untuk memberi contoh yang baik dan menjadi agen perubahan. Pemimpin mengerti bahwa apa yang dilakukannya akan ditiru dan diperbesar oleh timnya, dan karenanya mereka harus mengenakan standar yang tinggi pada dirinya
4. Pemimpin bertanggung jawab atas kinerja organisasinya. Kemampuan kepemimpinan seorang pemimpin dinilai dari kinerjanya
5. Pemimpin bertanggung jawab agar organisasinya memiliki prioritas dan fokus. Pemimpin membuat tim dan organisasinya fokus pada hal-hal yang penting.

Tanggung jawab seorang pemimpin memang sangat besar. Demikian pula pemimpin harus menerapkan standar yang tinggi bagi dirinya karena keputusan-keputusan yang diambil olehnya akan mempengaruhi banyak orang.

Kita ambil contoh, salah satu pemimpin umat islam setelah Nabi Muhammad SAW yaitu Khalifah Umar Bin Khatab. Khalifah Umar bin Khatab dikenal sebagai pemimpin yang sangat disayangi rakyatnya karena perhatian dan tanggungjawabnya yang luar biasa pada rakyatnya. Salah satu kebiasaannya adalah melakukan pengawasan langsung dan sendirian berkeliling kota mengawasi kehidupan rakyatnya.

Khalifah Umar bin Khattab memang dikenal sebagai seorang pemimpin yang selalu melakukan perbuatan-perbuatan baik secara diam-diam. Orang yang ditolongnya sering tidak tahu, bahwa penolongnya adalah khalifah yang sangat mereka cintai.

Pernah suatu malam Auza’iy pernah ‘memergoki’ Khalifah Umar masuk rumah seseorang. Ketika keesokan harinya Auza’iy datang ke rumah itu, ternyata penghuninya seorang janda tua yang buta dan sedang menderita sakit. Janda itu mengatakan, bahwa tiap malam ada orang yang datang ke rumahnya untuk mengirim makanan dan obat-obatan. Tetapi janda tua itu tidak pernah tahu siapa orang tersebut! Padahal orang yang mengunjunginya tiap malam tersebut tak lain adalah adalah khalifah yang sangat ia kagumi selama ini.

Itulah sedikit kisah dari kepemimpinan Khalifah Umar Bin Khatab yang patut kita dan pemimpin kita teladani. Mungkin sudah jarang pemimpin seperti beliau yang ada di Indonesia bahkan dunia. Wallahu A'lam.
Sumber bisa dilihat disini dan disini .
Lebih lengkapnya

Harapan Anak-anak Jalanan

Harapan. Mungkin kita sering mengucapkan "aku berharap dapat menjadi seperti itu", "aku berharap mendapatkan itu" dan masih banyak lagi keinginan atau harapan yang kita inginkan di dunia. Kita pernah berharap mendapatkan sesuatu yang kita inginkan namun yang kita dapatkan bukan itu malahan kebalikannya.

Tidak semua harapan yang kita inginkan dapat terwujud. Semua harapan mungkin dapat menjadi sesuatu yang nyata bagi kita. Lalu bagaimana kita mendapatkannya??Kita harus mengusahakan segala daya kemampuan kita untuk itu. Asalkan dari awal kita sudah niat untuk mendapatkan apa yang kita harapkan Insya Allah akan dimudahkan oleh Allah SWT. Jika belum kesampaian mungkin Allah SWT masih menundanya dan menggantikannya dengan yang lain.

Coba kita lihat kehidupan anak-anak jalanan yang mungkin harapan mereka tidak hidup di jalanan. Mereka mungkin masih ingin bermain dan sekolah dengan sewajarnya sebagaimana anak-anak pada umumnya. Mungkin mereka tidak ingin susah mencari makan sendiri. Betapa beratnya perjuangan hidup yang mereka lakukan sejak masih anak-anak. Dari menjadi pengamen, pengemis, pengelap kaca mobil dll. Sungguh suatu yang miris dimana seharusnya mereka mendapatkan kehidupan yang layak malah sudah harus bekerja seperti orang dewasa.

Sebagai contoh di Kota Batu keberadaan anak jalanan memang belum sebanyak seperti Kota besar lain sekelas Surabaya dan Malang. Namun seharusnya keberadaan mereka perlu mendapatkan perhatian khusus mengingat keberadaan mereka sering dianggap menjadi masalah sosial yang harus diberantas. Masyarakat sering mengaggap bahwa anak jalanan adalah salah satu bentuk penyimpangan sosial dan dianggap menjadi sumber persoalan kenakalan remaja, seks bebas, dan kriminal lainnya. Hal ini menjadikan ada kesenjangan perspektif yang berdampak pada penanganan yang tidk tepat.

Selama ini, kebijakan yang sering diterapkan dalam menangani anak jalanan adalah dengan mendirikan rumah singgah. Rumah singgah adalah konsep pembinaan anak jalanan dengan cara melokalisir keberadaan mereka sehingga tidak hidup secara liar dan meresahkan masyarakat sekitar. Namun keberadaan rumah singgah sering tidak menyelesaikan persoalan. Banyak anak jalanan yang bosan dengan program rumah singgah yang diterapkan oleh pemerintah daerah. Mereka lebih merasa bebas dan nyaman dengan tetap hidup dengan cara mereka sendiri.

Semoga mereka mendapatkan kehdupan yang lebih layak seperti anak-anak pada umumnya. Dan juga mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya atau paling tidak dari orang terdekatnya. Inilah yang menjadi tugas kita bersama dalam menjaga hak-hak mereka sebagai anak-anak.

Sebagian tulisan, penulis kutip dari sumber disini .
Lebih lengkapnya

Jumat, 01 April 2011

Pandangan Hidup Dalam Islam

Pandangan hidup adalah cara pandang terhadap kehidupan menurut sudut pandang tertentu. Pandangan hidup mutlak keberadaannya bagi manusia, sebab tanpa pandangan hidup, manusia tak ubahnya seperti binatang tak berakal dan akan menjalani kehidupannya tanpa arah dan sikap yang jelas.Rata Penuh
Pandangan hidup muslim adalah pandangan hidup Islam, yaitu cara pandang terhadap kehidupan menurut sudut pandang Islam. Ini terwujud dalam persepsi-persepsi (mafahim) Islam yang berupa pemikiran-pemikiran (afkar) dan hukum-hukum (ahkam) Islam, yang terlahir dari Aqidah Islamiyah. Pandangan hidup ini menjadi standar untuk menilai berbagai fakta kehidupan dan menjadi pedoman bagi segala perilakunya dalam kehidupan.

Aqidah Islamiyah ini wajib dipahami secara akli, yakni melalui proses berpikir yang mendalam terhadap dalil-dalilnya. Setelah itu, wajib pula terjadi proses pembenaran secara pasti (tashdiq jazim) terhadap Aqidah Islamiyah yang telah dikaji, agar aqidah ini menjadi persepsi (mafhum), bukan semata pengetahuan (ma’lumat). Aqidah yang demikian, akan efektif dan fungsional sebagai dasar pandangan hidup. Tanpa proses pemahaman akli (al idrak) dan pembenaran (tashdiq) ini, Aqidah Islamiyah hanya akan menjadi pengetahuan belaka yang tidak mempunyai pengaruh apa-apa terhadap cara pandang dan perilaku seorang muslim.

Pandangan hidup Islam diderivasikan dari tiga sumber; al-Qur'an, Sunnah, serta pengetahuan dan keimanan bahwa hidup di dunia ini hanya sebuah etape, yang penuh dengan tantangan dan ujian menuju kehidupan akhirat yang lebih penting

Jadi, pandangan hidup seorang muslim adalah pandangan ukhrawi, pandangan yang didasarkan kepada keputusan Allah, mengikuti jalan yang telah ditetukan oleh Allah. Pandangan ini adalah manifestasi dari al-Qur'an dan sunnah, yang bisa kita tempuh untuk meraih Jannah (sorga). Insya Allah.

Jadi, pandangan itu adalah keyakinan dan pengetahuan bahwa tiada tuhan selain Allah, hanya Allah saja lah yang memutuskan dan menentukan segala sesuatu; Dia saja lah yang bisa memberikan kemenangan atau kekalahan; Dia saja lah yang bisa memberikan keamanan dan kedamaian, dan Dia saja lah yang berhak menentukan garis jalan kehidupan kita. Singkat kata, keyakinan dan pengetahuan ini adalah esensi tauhid.

Tampak perbedaan yang sangat kontras antara pandangan hidup dunia Barat dengan pandangan hidup Islam. Pandangan hidup Dunia Barat adalah pandangan untuk mencapai kebahagiaan dan kemakmuraan materi; pandangan untuk mendapatkan rasa aman -baik secara personal maupun nasional- sehingga militernya boleh melakukan aksi offensif; pandangan yang meyakini bahwa setiap individu memiliki kebebasan memilih dan menentukan, atau membuat nasib mereka sendiri. Bahkan, dunia Barat meyakini bahwa hukum-hukum kemanusiaan dan sistem pemerintahan mereka dapat mendatangkan kebahagiaan, keamanan, kemakmuraan, yang mereka inginkan. Lebih dari itu, di Barat ada --di antara masyarakat atau bahkan pada pemerintahannya-- meyakini bahwa mereka memiliki hak dan tugas untuk memaksakan hukum mereka, metode, dan sistem pemerintahan mereka terhadap suatu bangsa. Itulah, ada suatu sikap arogan yang terdapat pada sebagian kepercayaan Bangsa Barat, bahwa hukum-hukum kemanusaan dan metode mereka adalah superior.

Keyakinan Barat dan kebiasaan arogan ini, memiliki banyak bukti sejak serangan pada Jumadi Tsani. Di antaranya adalah intervensi Barat di Afghanistan, dimana kekuatan militer Barat telah digunakan untuk melumpuhkan pemerintahan Islam dan menyokong pemerintahan boneka pro-Barat. Bukti yang lain adalah adanya penangkapan daan pemenjaraan terhadap mujahidin di berbagai belahan dunia.
Sumber bisa dilihat disini dan disini
Lebih lengkapnya

Rabu, 30 Maret 2011

Penderitaan Sebagai Akibat dari Ulah Manusia



Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencpai kenikmatan dan kebahagiaan.Kehidupan manusia tidak akan datar pasti bergelombang maksudnya pasti ada yang enak dan tidak enak nya, sebut saja yang tidak enak penderitaan. Dalam menghadapi penderitaan setiap orang pasti melakukan hal yang berbeda untuk menahan atau menyikapinya, ada yang menyikapinya dengan tindakan positif dan negatif

Kita bisa lihat penderitaan yang dialami rakyat Palestina selama masa invasi Israel ke Palestina.Siapapun orang yang tidak marah dan tidak geram, maka orang itu tidak punya hati nurani! Tidak usah menjadi seorang muslim, untuk menyatakan bahwa tindakan Israel itu biadab, seorang kristen, seorang hindu bahkan seorang komunispun, kalau dia masih manusia yang mempunyai hati nurani, pasti orang itu akan marah dan geram.
Tapi, marah dan geram saja tidak menyelesaikan masalah. Israel tetap saja biadab. Amerika, Eropa dan Australia tetap saja menjadi penonton dan dimana perlu siap siaga menjadi pendukung Israel! Itu adalah kenyatan! Itulah realita yang nyata! Dan kita umat manusia Khususnya umat Islam harus menerima kenyatan itu apa adanya! Kita tidak boleh berandai-andai. Realita yang keras dan menyakitkan hati, memang begitu!!!

Apa yang terjadi di Gaza sekarang hanyalah pengulangan terhadap apa yang dialami Yaser Arafat dan PLO-nya dua puluh tahun yang silam di Yordania dan di Libanon yang dikenal sebagai “september hitam”.

Jawaban terhadap permasalahan ini sudah diketahui dengan persis oleh umat Islam seluruh dunia semenjak lama, yaitu persatuan umat Islam. Tapi disitulah masalahnya, sulitnya bersatunya umat Islam adalah suatu kenyataan yang menjengkelkan Jangankan seluruh dunia Islam, negara-negara Arab sendiri yang tergabung di dalam Liga Arab tidak pernah bersatu. Selalu saja cekcok. Yang satu ke kanan. Yang lain ke kiri. Yang lainnya mbalelo tidak ambil peduli dengan apa yang terjadi.

Penderitaan rakyat Palestina di Gaza sekarang ini lebih berat lagi. Bukan saja negara-negara Arab tidak bersatu. Bahkan bangsa Palestina sendiri tidak bersatu. Terpecah antara Hamas dan Fatah. Di Gaza yang berkuasa adalah Hamas yang didapatnya dengan berdarah-darah, yaitu dengan mengusirdan membunuh Fatah dari Gaza.

Isreal sekarang berdalih bukan menyerang Palestina, melainkan menyerang Hamas. Dan Fatah sendiri dibuat dalam posisi dilemmatis. Membela Hamas dan mengutuk Israel? Atau mbalelo? Inilah kenyataan yang pahit itu!

Sebenarnya, yang harus menyelesaikan masalah Palestina adalah bangsa Palestina sendiri. Almarhum Yaser Arafat sebenarnya telah melakukan hal yang besar dan sangat positif untuk bangsa Palestina, yaitu melakukan perjanjian damai dengan Israel, Perjanjian Oslo tahun 1993, menyepakati berdirinya dua negara berdampingan, Palestina dan Israel Berdasarkan kesepakatan tersebut Yaser Arafat pulang ke Palestina (dari Mesir) dan mendirikan pemerintahan di Ramallah.

Sayangnya, perjanjian damai tersebut ditolak oleh sayap kanan Israel dan garis keras Palestina yang diwakili oleh Hamas. Simon Peres perdana menteri Israel mati terbunuh oleh fanatikus sayap kanan Israel. Sementara almarhum Yaser Arafat, kabarnya keracunan sehingga menemui ajalnya.

Sayangnya lagi, kenyataan menunjukkan garis keras dari kedua belah pihak menjadi dominan dan menentukan, sehingga perjanjian damai bagi berdirinya negara Palestina sampai hari ini tak kunjung terealisir (Resminya negara Palestina sampai hari ini belum ada, sekalipun pemimpinnya sudah disebut presiden dan mendapatkan protokoler sebagai presiden. Hal ini menjadi salah satu keanehan dalam tata pergaulan internasional. Karena hal serupa itu diluar pakem diplomatik yang ada).

Pemilu Palestina 2006 yang dimenangkan oleh Hamas sebenarnya bisa menjadi momentum untuk menyelesaikan masalah. Sayangnya Hamas justru mementahkannya dengan tidak mengakui eksistensi negara Israel. Suatu sikap Hamas yang sulit dipahami, disatu pihak Hamas ikut pemilu dalam satu pemerintahan yang berdiri karena perjanjian Oslo, tapi dipihak lain Hamas ingin meghapuskan inti sari dari perjanjian Oslo. Maka semenjak itu (2006) semua soal Palestina menjadi mentah kembali. Suatu keadaan yang memang diinginkan pula oleh sayap kanan lsrael.

Masalah krusial yang diahadapi oleh almarhum Yaser Arafat adalah mengenai batas negara. Palestina menunggu konsep Israel, sementara Israel tidak kunjung mengajukan kon-sep batas negara. Padahal posisi sebenarnya bisa dibalik, Palestina mengajukan peta batas negara, dan posisikan Israel sebagai pihak yang membahas konsep Palestina.

Tentu perundingan akan alot Tapi, lama kelamaan masalah bisa mengerucut untuk diselesaikan. Sedangkan sekarang posisinya ngambang, sehingga negara Palestina tak kunjung diproklamasikan. Itulah masalah yang harus kita fikirkan bersama. Dan inilah jihad yang perlu dilaksanakan.
Sumber bisa dilihat disini dan disini
Lebih lengkapnya

Selasa, 29 Maret 2011

Kesenian Tari Gandrung Khas Banyuwangi



Menurut catatan sejarah, gandrung pertama kalinya ditarikan oleh para lelaki yang didandani seperti perempuan dan, menurut laporan Scholte (1927), instrumen utama yang mengiringi tarian gandrung lanang ini adalah kendang. Pada saat itu, biola telah digunakan. Namun demikian, gandrung laki-laki ini lambat laun lenyap dari Banyuwangi sekitar tahun 1890an, yang diduga karena ajaran Islam melarang segala bentuk transvestisme atau berdandan seperti perempuan. Namun, tari gandrung laki-laki baru benar-benar lenyap pada tahun 1914, setelah kematian penari terakhirnya, yakni Marsan.

Menurut sejumlah sumber, kelahiran Gandrung ditujukan untuk menghibur para pembabat hutan, mengiringi upacara minta selamat, berkaitan dengan pembabatan hutan yang angker.

Gandrung wanita pertama yang dikenal dalam sejarah adalah gandrung Semi, seorang anak kecil yang waktu itu masih berusia sepuluh tahun pada tahun 1895.Tradisi gandrung yang dilakukan Semi ini kemudian diikuti oleh adik-adik perempuannya dengan menggunakan nama depan Gandrung sebagai nama panggungnya. Kesenian ini kemudian terus berkembang di seantero Banyuwangi dan menjadi ikon khas setempat. Pada mulanya gandrung hanya boleh ditarikan oleh para keturunan penari gandrung sebelumnya, namun sejak tahun 1970-an mulai banyak gadis-gadis muda yang bukan keturunan gandrung yang mempelajari tarian ini dan menjadikannya sebagai sumber mata pencaharian di samping mempertahankan eksistensinya yang makin terdesak sejak akhir abad ke-20.
Kesenian gandrung Banyuwangi masih tegar dalam menghadapi gempuran arus globalisasi, yang dipopulerkan melalui media elektronik dan media cetak. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi pun bahkan mulai mewajibkan setiap siswanya dari SD hingga SMA untuk mengikuti ekstrakurikuler kesenian Banyuwangi. Salah satu di antaranya diwajibkan mempelajari tari Jejer yang merupakan sempalan dari pertunjukan gandrung Banyuwangi. Itu merupakan salah satu wujud perhatian pemerintah setempat terhadap seni budaya lokal yang sebenarnya sudah mulai terdesak oleh pentas-pentas populer lain seperti dangdut dan campursari.

Sejak tahun 2000, antusiasme seniman-budayawan Dewan Kesenian Blambangan meningkat. Gandrung, dalam pandangan kelompok ini adalah kesenian yang mengandung nilai-nilai historis komunitas Using yang terus-menerus tertekan secara struktural maupun kultural. Dengan kata lain, Gandrung adalah bentuk perlawanan kebudayaan daerah masyarakat.

Tari gandrung pun sudah berkembang hingga ke Lombok dan Bali. "Di Bali, tari gandrung itu kini lebih dikenal dengan tari `joged muani`, yang juga mengemban misi sebagai tari pergaulan yang cukup digandrungi anak-anak muda," kata Kadek Suartaya SKar, MSi, dosen Program Studi Seni Karawitan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, kemarin.

Ia mengatakan, tari pergaulan di Banyuwangi, Bali dan Sasak, Lombok itu memiliki kekhasan dan keunikannya masing-masing.

Di Banyuwangi tari gandrung hingga kini masih menunjukkan plah tingkah penari yang bernuansa kemesraan, sedangkan di Lombok berlenggang-lenggok riang. Untuk di Bali, selain menarinya begitu atraktif, juga bergoyang pantat dengan sorot mata "menantang".

Namun demikian, kata dia, di Bali kini tidak banyak lagi ditemukan seni `joged` yang penarinya adalah kaum lelaki itu.

Suartaya yang sering memperkuat tim kesenian Bali untuk mengadakan pentas ke mancanegara menambahkan, seni pertunjukan sejenis gandrung sesungguhnya juga banyak dijumpai di sejumlah daerah di Nusantara.

"Kesenian itu masih satu `genre` dengan ketuktilu di Jawa Barat, tayub di Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian barat, lengger di wilayah Banyumas dan joged bumbung di Bali," ucapnya.

Bila gandrung dibawakan oleh lelaki, joged bumbung di Bali tampil dengan penari wanita yang kemudian berjoget berpasangan dengan penari pria yang muncul dari kalangan penonton pertunjukan.

"Jadi, seorang wanita penari profesional, menari bersama-sama tamu (terutama pria) dengan iringan musik gamelan `gerantang` yang terbuat dari bilah bambu," tutur Suartaya.

Penampilannya senantiasa disertai unsur-unsur erotisme seperti juga dalam tari ronggeng di Jawa Barat.

Pada masa lalu, penari gandrung memang banyak mengundang debar asmara kaum pria, padahal para penari gandrung itu sendiri adalah laki-laki.

Di Banyuwangi kesenian gandrung pada awalnya dilakoni oleh kaum pria, setidaknya hingga tahun 1890-an. Baru pada tahun 1914 penari wanita dihadirkan setelah kematian penari pria terakhir, Marsam.

Penari gandrung wanita pertama Banyuwangi bernama Semi, seorang gadis kecil yang sakit-sakitan, yang kemudian berkaul, jika sembuh akan menjadi penari gandrung.

Berbeda dengan di Banyuwangi, di Bali hingga kini tari gandrung masih dibawakan penari laki-laki. Salah satu grup seni pertunjukan gandrung yang masih bertahan adalah Sekaa Gandrung Banjar Ketapian Kelod, Denpasar, yang masih mempertahankan penari pria.

Kesenian gandrung yang disakralkan oleh komunitasnya itu lebih menampilkan diri sebagai presentasi estetik. Melalui iringan musik bambu yang disebut gerantang, gandrung Bali menyuguhkan raga keindahan tari yang lazim dijumpai dalam tari klasik legong keraton.

Suartaya menambahkan, seperti halnya di Banyuwangi, diduga kuat tari gandrung di Lombok pada awalnya juga dibawakan oleh kaum pria.

Gandrung Lombok yang kini lazim dibawakan kaum wanita itu masih eksis sebagai sajian yang menampakkan karakter tari Bali dan Banyuwangi.

Nuansa Bali tampak kental pada tata tarinya yang sebagaian besar memakai perbendaharaan gerak tari tradisional Bali. Unsur Banyuwangi dihadirkan dalam balutan busana, khususnya pada gelungan atau tutup kepala penarinya.

Struktur penyajian gandrung Lombok adalah bapangan, tangis, penepekan, dan pengibingan. Pada bagian pengibingan, penonton pria masuk ke arena pentas berpasangan dengan sang penari.

Urut-urutan penampilan gandrung Lombok tersebut hampir sama dengan tari joged bumbung di Bali, di mana bagian terakhir, pengibingan, yang paling ditunggu-tunggu partisipan pria dan penonton pada umumnya, ujar Kadek Suartaya.
Sumber bisa dilihat disini dan disini

Lebih lengkapnya